Karena Sering Dibentak orangtua, Tubuh Anak ini Dingin, Kaku dan Linglung. Jadikanlah Sebuah Pelajaran!
Senin, 13 Januari 2020
Edit
Menjadi seorang ayah dan ibu memanglah tidak mudah, namun
harusnya tidak menjadikan hal ini sebagai suatu beban. Seperti kisah ini,
karena kekesalan orangtuanya, maka anakpun yang jadi korbanya. Seorang netizen
menceritakan pengalamanya.
Selama beberapa hari seperti orang linglung, dimulai jumat
sore Auby saya paksa mandi karna sudah sore & rencana mau kirim paket, di
kamar mandi dia bilang “Gamau mandi, mau nenen aja mih” tapi terus saja saya
paksa mandi sambil saya bentak “DIAM!!”
Setelah bentakan pertama itu dia cuma bilang “Dede sayang
mamih” sambil mengelus-elus pipi saya, saya abaikan gitu aja, gada respon yg
menunjukan perhatian/penghargaan atas apa yg sudah auby lakukan.
Setelah beres mandi & saya ajak ke kamar, di kamar pun
auby masih bilang “mau nenen aja mih” sambil nangis-nangis, kembali saya bentak
“LEBAY!!” Sehabis itu dia diam & tidak menangis, dibawa ayahnya ke ruang
tamu sambil nonton tv,
tiba-tiba auby menunduk, ketika dibangunkan tubuhnya udah
dingin, kaku & matanya melotot, dgn panik & tangis yg pecah saya peluk
auby, saya bawa auby yg belum pake apapun ke RS,
sepanjang jalan saya merasa menyesal, merasa takut, merasa
bersalah, rasanya sakit melihat auby seperti itu.
Sepanjang jalan saya hanya bisa istigfar, minta maaf ke auby
“Bangun De.. Dede mau nenen yaa gamau mandi?” itu kata-kata yg terus saya
ulang, semua bayangan tingkah laku auby bagai roll film yg diputar ulang.
Bagai alarm untuk saya, bagai peringatan bagi saya,
bagaimana bisa saya sebagai ibunya memperlakukan auby begitu, auby anak yg
baik, penurut, tdk menyusahkan ibu bapaknya, bagaimana bisa saya perlakukan
seperti kemarin??
Anak sebaik auby yg sampai di IGD dibiarkan menangis untuk
memulihkan kesadarannya, pasang oksigen & cek darah, hanya bilang “sakit
mih, udaaah.. Tolooong” saat dipasang infus hanya bilang “sakit mih..”
Yg bangun pagi cuma bilang “ini apa mih? Dede mau
jalan-jalan aja” ya Alloh.. Teganya saya membentak & melihatnya penuh
kebencian jumat sore itu..
Alhamdulillah.. Auby sudah pulih & sehat lagi, tdk ada
gangguan medis apapun, hasil EEG nya pun bagus, petugas Lab nya hanya berpesan
“JANGAN BENTAK ANAK ANDA” sekesal apapun, pelajaran buat
saya, 2 bentakan & tatapan kebencian dapat mencederai otak auby, dapat
melukai hatinya, dapat menghancurkan perasaanya, saya janji pada diri sendiri
tdk akan ada bentakan ke 3/4 kalinya lagi, cukup sekali auby merasa hancur…
Auby hanya titipan, ketika saya perlakukan dia dgn tidak
baik, sang empunya-Nya bisa mengambilnya kapan saja, Alhamdulillah saya masih
diberi kesempatan menjaga & merawat Auby, Alhamdulillah..
Terimakasih untuk semua doanya buat auby ku…
Mendidik anak dengan cinta dan kelembutan kadangkala tidak
semudah mengucapkannya. Pola dan tingkah laku anak sendiri kerap menjerumuskan
orangtuanya untuk mengambil tindakan paling praktis yang bisa dilakukan.
Namun mengingat dahsyatnya dampak yang bisa diakibatkan oleh
bentakan yang berkelanjutan dalam jangka panjang ada baiknya, kita berusaha
untuk meminimalisir membentak anak.
Mungkin Anda bisa mengikuti tips berikut :
1. Jangan terpengaruh untuk menghentikan teriakan anak
dengan bentakan yang lebih hebat.
2. Sebelum membentak anak, ingatlah, bahwa anak adalah
peniru ulung. Ia akan meniru setiap serpihan kata-kata yang kita teriakan di
benaknya.
3. Ingatlah, kepribadian anak di masa depan adalah hasil
bentukan kita di masa sekarang.
Segeralah mengubah posisi tubuh anda, seperti dari berdiri
menjadi duduk. Hal ini akan menurunkan ketegangan emosi anda.
4. Palingkan sejenak wajah anda dari anak yang telah membuat
dada anda terasa meledak.
5. Tarik napas dan hembuskan pelahan sambil memejamkan mata.
Hal ini akan membuat dada yang sesak terasa longgar dan lapang.