Peringatan Bagi Mama yang Ketergantungan Pampers untuk Anak, Nyawa Anak ini Diambang Batas!
Senin, 16 Desember 2019
Edit
Ibu ini adalah contoh kejadian yang cukup membuat para ibu
was-was dan khawatir, disisi lain penggunaan diapers dianggap praktis dan lebih
mudah, disisi lain ada bahaya yang mengancam kesehatan anak, lebih mending
banyak cucian gak apa-apa, sering ngepel lantai gak apa-apa, yang penting
kesehatan anak, dari pada harus kehilangan anak. tapi diapers masih menjadi
kebutuhan utama pada anak hingga tak bisa hilang dari kehidupannya.
Penting buat ibu-ibu yang ketergantungan diapers.
Kalo Arka anak saya paling cuma malem pakainya.
Tapi musim ujan gini ya siang kadang make , kalau jemuran
gak pada kering. Walau udah ngomong setiap kali mau buang air.
Sedikit saran saya mungkin sebaiknya jika siang hari dan gak
kemana-kemana biarkan anak memakai celana tanpa diapers, banyak cucian gak
apa-apa, lebih sering ngepel lantai gapapa, harus mandi dan ganti pakaian
setiap mau shalat gak papa, yang penting kesehatan anak.
Dan saran saya untuk ibu-ibu yang suka ngebiarin kotoran
berada dalam diapers anak terlalu lama, tolong rubah kebiasaan itu, jangan
sampai bakteri dan kuman dalam tinja tersebut masuk kedalam kelam1nnya seperti
kasus disini, terutama buat yang punya anak perempuan ya, selalu jaga
kebersihan anak-anak kita.
Satu lagi, sebaiknya saat hendak memakaikn diapers bisa
ditepuk-ditepuk dulu atau dikebut-dikebut dulu diapernya
Dikutip dari akun facebook dewi fatik diasar yang membagikan pengalamannya tentang buruknya anak ketergantungan diapers :
Akhirnya saya dapat menghela nafas lega. Proses dari bulan
september hingga berakhir di Desember. Ya...alhamdulillah bidadari kecilku
sembuh.
Dia seorang gadis kecil yang sangat kuat. Lebih kuat dari
kedua orangtuanya (emak e nangisan)
Mungkin cerita saya bisa menginspirasi ibu-ibu diluar sana.
Awalnya tiba-tiba dia demam tapi tidak terlalu tinggi.
Makan minum dan aktivitas masih seperti biasa dokter
menyarankan untuk rawat jalan.setelah 2 minggu rawat jalan,dia tidak kunjung
sembuh.bahkan setiap makanan atau minuman yang masuk pasti keluar (muntah).
Ditambah nafasnya yang terlihat sangat berat padahal dia
tidak pernah sesak nafas sebelumnya.suhu badannya pun naik.38,6..tanpa pikir
panjang saya pun membawanya ke RS dan saya minta rawat inap.
Dari hasil lab dan rongsen menunjukkan positif tipoid dan
bronchopneumonia.
8 hari di RS tidak menunjukkan perubahan dokter pun
memanggil kami (saya dan suami).
Kita dijelaskan panjang lebar mengenai terapi yang sudah diberikan.namun
tubuhnya sama sekali tidak merespon.
Bahkan antibiotik dengan dosis yang paling tinggi yang
sangat jarang diberikan dokter SpA pun sudah diberikan tapi tetap tidak ada
respon seketika itu rasanya halilintar menyambarku.
"Lalu solusinya
gimana dok?"
Dokter pun menyarankan tes kultur darah untuk melihat ada
bakteri apa dalam tubuhnya.dia pun dirujuk ke RS yang lebih lengkap pemeriksaan
labnya waktu itu saya sudah minta lngsung dirujuk ke Surabaya.
Tapi dokter menyarankan tidak dululu di Jombang masih ada RS
yang lebih lengkap pemeriksaannya kita dirujuk ke RSUD Jombang.
Disana dis di lab ulang jerit tangisnya mengisi hari-hariku
waktu itu jarum-jarum pun terus melayang bebas ditubuhnya sungguh rasanya ingin
sekali menggantikan posisinya.
12 hari disana tidak menunjukkan perubahan apapun padahal
injeksi terus dilakukan.
Bahkan suhunya naik dikisaran 39.dia pun tampak sangat pucat
hingga hasil kultur darahpun keluar ternyata ada bakteri dalam tubuhnya yang
hanya bisa dilawan dengan antibiotik tertentu.
Dokter menyarankan agar dia dirawat oleh prof Ismu di
Surabaya ketika saya tanya berapa biaya yang harus saya siapkan, dokterpun
bilng sekitar 4jt/hari.
Itupun belum pemeriksaan yang lain.dan lama perawatan
tergantung sekitar yang diderita pasien. Sungguh ketika itu kami tidak tau
harus berbuat apa.dari mana uang sebanyak itu??
Maka kamipun memutuskan untuk dirujuk saja ke RSUD
dr.Soetomo Surabaya.
Disana dia ditangani oleh beberapa dokter spesialis tubuhnya
mulai merespon demamnya turun. 7 hari disana dengan 3 hari bebas demam dia
dibolehkan pulang.
Saya kira ketika itu perjuangan kami selesai tapi nyatanya
tidak. Jam 1 siang sampai rumah,malam harinya dia demam tinggi lagi.
Keesokan harinya saya bawa ke Surabaya lagi.dokter menyatakan
tidak perlu rawat inap lagi.
Sesampainya dirumah demamnya tidak juga turun kitapun
membawanya lagi ke Surabaya dan betapa kagetnya ketika diagnosa dokter berubah
dari yang sebelumnya.
"Leukositnya masih tinggi biasanya ini menunjukkan
infeksi tapi ketika kita cari sumber infeksinya,kita tidak menemukan apa-apa
buk biasnya kasus kayak gini mengarah ke leukimia atau lupus."
Duniaku serasa hancur ketika itu bagimana bisa dari segi
kebersihan dan makanan selalu tak jaga rasanya ini ga adil kurang puas dengan
diagnosa dokter akhirnya saya kepikiran mencari prof. Ismu yang dokter sarankan
sebelumnya.
Menurut berbagai info orangnya sangat sulit ditemui
sedangkan suhu badan akira waktu itu dikisaran 40.
Saya pun pasrah jika memang jalan akira untuk sembuh pasti
dimudahkan namun jika tidak saya pasrah ikhlas anak hanya titipan dari yang
maha kuasa.
Alhamdulillah Allah memudahkan saya hanya degan waktu 1 hari
saya bisa menemui prof.Ismu.
Kesan pertama ketemu orangnya beliau sangat santai
menghadapi kepanikan saya dan suami sebelum beliau menjawab semua pertanyaan
kami beliau mencari data riwayat pengobatan dari Jombang sampai Surabaya.
Kemudian beliau mendiagnosa ada masalah dengan ginjalnya
akira.
"Ini jelas infeksi buk kita buktikan dengan USG abdomen."kemudian
beliau menuliskan resep.
Ketika saya tanya apa perlu rawat inap lagi, beliau menjawab
tidak perlu asal makan dan monumnya dijaga.
Dan benar saja hasil USG abdomen menunjukkan kalau ada
penyumbatan disaluran kencing sebelah kiri untungnya ginjalnya masih baik-baik
saja.
Sedikit ada titik terang rasanya ketika saya tanya faktor
penyebabnya apa, beliau menjawab dari penggunaan pampers yang terlalu sering.
Kalo akira bukan sering lagi tapi sudah jadi kebutuhan dari
dia bayi.
Dan sekarang alhamdulillah dia sembuh dengan menu makanan
yang diatur dengan pemberian susu yang diatur dan benar-benar lepas dari yang
namanya pampers.
Dan yang paling utama dari Allah yang masih memberiku
kesempatan untik merawatnya.
Terima kasih ya Allah..
Terima kasih support dari orang-orang terdekat
Terima kasih juga profesor...semoga profesor selalu diberi
kesehatan.
Netizen pun banyak yang merasa diberikan informasi yang
bermanfaat, atas pengalaman yang menimpa Dewi. dan ada juga yang mendoakan
untuk kesembuhan Akira.