Penelitian Buktikan Anak yang Ranking 1 di Sekolah Belum Tentu Sukses Dimasa Depan
Selasa, 17 Desember 2019
Edit
Sebagai orang tua, tentu anda akan sangat bangga jika
anak-anak mendapatkan ranking di kelas atau sekolah. Bahkan tidak jarang
ranking tersebut menjadi bahan “pamer” bagi rekan sejawat atau orang tua dari
teman anak.
Memamerkan ranking anak tentu bukanlah suatu kesalahan,
namun menurut Psikolog Rizki Nuansa Hadyan, ranking bukanlah bagian terpenting
dalam pendidikan.
Bagi Rizki, hakikat pendidikan adalah menjadikan anak
mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan, bisa berpikir logis,
tahu nilai-nilai benar dan salah, mampu mengembangkan bakatnya dan mempunyai
semangat juang untuk mewujudkan apa yang diinginkan anak secara disiplin secara
konsisten.
“Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan
pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus, tapi
kenyataannya tidak demikian,” ujar Rizki.
Hakikat pendidikan, imbuh pria yang juga pemerhati dunia
pendidikan ini, tidak bisa diranking.
Jika berfokus pada ranking maka akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan.
Dan, jika harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah
maka “kompromi” yang baik adalah usahakan anak selalu naik kelas dan bergairah
menjalani aktivitas sekolahnya.
Maknai nilai raport hanya sebagai salah satu indikator untuk
tahu titik lemah, titik unggul dan progress kerjanya sehingga orang tua bisa
tahu di titik mana harus membantu anak.
Sementara sisanya bantulah anak untuk cinta membaca, mampu
berhitung secara logis, menemukan bakat/kelebihannya, mengajarkan kejujuran dan
punya semangat juang pantang menyerah.
Proses pendidikan dan pengajaran adalah proses seumur hidup, tidak adil bagi
anak jika hanya dinilai dari ranking yang diperolehnya semester ini atau
semester yang lalu,” pungkasnya. Bagaimana dengan Anda? Apakah ranking itu penting
bagi anak Anda?