Berhentilah Berkata Kasar di Depan Anak Karena Akan Mempengaruhi Perkembangan Mental Anak
Selasa, 17 Desember 2019
Edit
Balita penjelajah Anda tentunya memperoleh keterampilan baru
yang berbeda setiap harinya. Seringkali, kata kasar pertama yang ia ucapkan
adalah hasil meniru apa yang ia dengar.
Mungkin dia mendengar tetangga, temannya berkata kasar,atau
mungkin juga dari Anda yang tanpa sadar berkata kasar di depan anak.
1. Berkata kasar di
depan anak akan mempengaruhi perkembangan mental anak
Anak yang dibesarkan dalam rumah tangga yang kasar (lisan
dan sikap) akan membuahkan anak pemberontak. Bahkan bukan hanya itu, anak dapat
tumbuh dengan pribadi yang sensitif dan sukar menghargai orang yang lebih tua
darinya.
Melansir laman Your Dictionary, ditulis Minggu (19/10/2016)
berkata kasar di depan anak akan mempengaruhi perkembangan mental anak berikut
ini.
2. Anak lebih
sentimental dan tak pernah percaya diri bahkan merasa tak berharga
Anak-anak yang dibesarkan dalam suasana kritik keras,
ejekan, dan mengejek setiap hari akan mudah menghasilkan pribadi yang lebih
sentimen.
Saat anak bertumbuh dewasa, mereka akan mengulangi hal buruk
tersebut dan menjadi pribadi yang tak pernah percaya diri bahkan merasa tak
berharga.
3. Emosi orang dewasa
disebabkan dari lingkungan keras dan buruk sewaktu kecil
Banyak studi yang menunjukkan emosi orang dewasa disebabkan
dari lingkungan keras dan buruk sewaktu kecil. Banyak remaja yang menyakiti
diri mereka–bahkan mengalami gangguan kepribadian seperti perilaku seksual yang
tak wajar, kecanduan narkoba, bahkan tindak kejahatan seperti mencuri.
Dalam mendidik anak orangtua perlu berpikir keras sebelum
hendak mengkritik sang anak. Ingatlah bahwa anak memiliki pikiran dan hati
lembut yang mudah dipengaruhi.
Orangtua perlu menjaga lisan yang baik dan mencontohkan cara
berbicara yang baik di depan anak agar tak berefek buruk di kemudian hari.
Cara terbaik untuk menangani hal anak tak berkata kasar
adalah dengan mengabaikannya sampai anak Anda berhenti. Jika dia meneruskannya,
beri pengertian dengan kalimat-kalimat singkat dan mudah dimengerti, lalu
alihkan perhatiannya dengan cerita.
Sebenarnya alasan mereka berkata kasar adalah mencari
perhatian orang tua, merasa senang atau bangga melihat reakasi kaget dan
perasaan tidak nyaman orang dewasa atas prilakunya, serta pengaruh
lingkungannya.
Prilaku ini bisa dicegah dengan memberi contoh berbahasa
yang baik. Anak belajar dari orang tua, sebagai orang dewasa pertama di
sekitarnya.